
“Saudara - saudara… kita pemuda-pemuda…rakyat Indonesia disuruh datang membawa senjata kita kepada Inggris dengan membawa bendera putih, tanda bahwa kita menyerah dan takluk kepada Inggris. Inilah jawaban kita, jawaban pemuda-pemuda…rakyat Indonesia: Hai Inggris, selama banteng-banteng, pemuda-pemuda Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah dan putih…selama itu kita tidak akan menyerah. Teman-temanku seperjuangan… terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita terus berjuang, kita usir kaum penjajah dari bumi kita Indonesia yang kita cintai ini…Sudah lama kita menderita, diperas, diinjak-injak. Sekarang adalah saatnya kita rebut kemerdekaan kita. Kita bersemboyan: KITA MERDEKA ATAU MATI. ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR…MERDEKA! ” [rekaman pidato lengkap Bung Tomo silakan klik di sini]
Tahukah Anda bahwa Bung Tomo [1920-1981] yang secara heroik mampu mengobarkan semangat juang arek-arek Suroboyo dengan pekikan takbirnya yeng membahana di langit Surabaya dalam menghadapi NICA pada 10 November 1945 sampai saat ini belum diakui pemerintah sebagai pahlawan nasional. Karena ketegasan sikap dan prinsipnya, lugas dan apa adanya membuat hubungannya renggang dengan Soekarno dan Soeharto. Bahkan Bung Tomo sempat menginap di hotel prodeo [baca: penjara] selama setahun sejak1 tahun sejak 11 April 1978 ketika banyak mengkritik kebijakan Orde Baru. Sikap tegas dan kritisnya tetap dibawa Bung Tomo sampai akhir hayatnya. Bung Tomo enggan dimakamkan di taman makam pahlawan karena makam tersebut dinilainya banyak diisi ‘pahlawan kesiangan’ [Kompas, 10 Nov 2007] . Bung Tomo meninggal saat menunaikan ibadah haji di Makkah al Mukarromah pada tanggal 7 Oktober 1981. Pada tahun 1982 jenazahnya dibawa pulang ke Indonseia dan dikebumikan di Ngagel, Surabaya.
Semoga Alloh menerima amal ibadah Bung Tomo dan memasukkannya sebagai salah seorang yang bangkit di hari kemudian dengan pakaian ihram sambil bertalbiyah,
Labbayka allohumma labbayk,
Labbayka laa syarika laka
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulka
La syariika laka.
Amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar